Sejarah dan tarombo Opung Silahisabungan.
Di TUMARAS banyak sekali tertulis sejarah dan tarombo Opung Silahisabungan sebagai landasan partuturan mereka kepada seluruh keturunan oppung Silahisabungan.
Tugu &
Makam Raja Silahisabungan atau disingkat dengan TUMARAS diresmikan pada tanggal
23-27 November 1981 oleh seluruh Pomparan Raja Silahisabungan.
Pada
peresmian tanggal 24 Nopember yang lalu (1981). Di TUMARAS banyak sekali tertulis sejarah dan tarombo Opung
Silahisabungan, yang ada di seluruh Indonesia bahkan dunia dimana seluruh
keturunan Oppung Silahisabungan berkiblat kepada tarombo yang ada di Silalahi nabolak sebagai landasan partuturan
mereka kepada seluruh keturunan oppung Silahisabungan. Dimana yang paling tua
dipanggil sebagai pak tua (bapa tua) oleh adik- adiknya dan yang kecil di panggil pak uda (bapa
uda/anggi doli) oleh abang yang lebih tua.
Dari
tumaras tidak jauh dari situ terdapat pula batu yang bertuliskan sumpah untuk
keturunan Raja Silahisabungan yaitu PODA SAGU SAGU MARLANGAN. Berisikan makna
yang kuat dan tidak boleh dilanggar.
Isi dari Poda Sagu-Sagu Marlangan:
1. Kalian
putera saya yang delapan orang harus saling mengasihi sampai pada keturunan
kalian.
2. Kalian
puteraku yang tujuh orang dari Loho Raja sampai Batu Raja, tidak boleh
mengatakan bahwa kalian bukan satu bapak
dan satu ibu dengan Tambun Raja. Kalian
delapan orang harus mengaku menjadi bapak
terhadap semua anak laki-laki dan
perempuan keturunan kalian.
3. Kalian puteraku yang tujuh orang dan semua
keturunan kalian harus lebih mengasihi
puteri
Tambun Raja dengan keturunannya, demikian juga engkatu Tambun Raja
harus lebih mengasihi puteri abangmu yang
tujuh orang berikut keturunannya.
4.
Keturunan dari puteraku yang tujuh tidak boleh saling mengawini dengan
keturunan
Tambun Raja.
5. Tidak
satu orang pun di antara kalian puteraku yang boleh memulai perselisihan.
Namun jika ada perselisihan di antara puteraku
yang tujuh orang sampai
keturunannya,
maka penengah harus dari keturunan Tambun Raja yang akan
memberikan
putusan yang adil dan tidak memihak yang harus dipatuhi, sebaliknya
juga dengan
Tambun Raja.